Alhamdulilllahirabbil’alamin.
Tiada berkah yang lebih indah selain berkah untuk berbagi, salah satunya dengan
menulis cerita singkat ini. Yang InsyaAllah memiliki pelajaran yang dapat
dikutip. Terima kasih ya Allah, karena Engkau-lah, saya mendapatkan banyak
pelajaran dalam kehidupan saya dan mendapatkan kesempatan untuk berbagi kisah
lewat cerita ini.
Bicara tentang berbagi,
perasaan senang pasti ada dihati kita. Sadar ngga sih, kalau sebenarnya berbagi
itu sederhana? Berbagi itu simple banget.
Kita bisa berbagi senyuman kita kepada saudara-saudara kita, berbagi ilmu,
berbagi pengalaman, wahh… masih banyak lagi deh yang dapat kita bagikan untuk
saudara-saudara kita demi mengukir senyum di bibir mereka.
Memang dalam menjalani
kehidupan ini sering kali segala sesuatunya sudah terprogram. Bangun pagi, lalu
pergi ke kampus, belajar, sholat 5 waktu, bermain, pulang, lalu tidur.
Rutinitas sama setiap harinya. Segalanya pun kita upayakan untuk menjalankannya
dengan baik. Dan tentu saja tidak ada yang salah dengan hal itu. Tanpa sadar
waktu terus berjalan hingga akhirnya waktu yang kita miliki tidak tersisa lagi.
Kalau begini, apa bedanya kita dengan yang diciptakan oleh manusia yaitu robot?
Nah, apa bedanya kita dengan robot? Robot dapat mengerjakan segala sesuatu
dengan baik, sebagaimana ia diprogram dan diminta untuk bekerja, dapat
menghasilkan hingga akhirnya mesin robot pun kadaluwarsa dan tidak mampu lagi
untuk menghasilkan sesuatu. Proses pun terhenti.
Again, selama
bertahun-tahun, baik sadar ataupun tidak sadar, saya mencoba melakukan berbagai
hal untuk menjadi yang lebih baik. Berusaha untuk menjalani segala sesuatu
dengan segenap kemampuan terbaik untuk teraihnya suatu mimpi. Sampai suatu saat
saya berpikir, “sampai kapan saya terus
begini? Akankah harus saya menjalankan perjalanan hidup saya dengan keadaan
seperti ini saja?” Kehidupan saya memang belum berubah sangat signifikan.
Tapi suatu saat nanti saya ingin memiliki kehidupan yang jauh lebih baik.
Dengan melakukan hal-hal yang lebih baik dan bermanfaat dari sebelumnya. Semua
ini berlangsung dengan proses pendewasaan diri saya, yang membuat saya mulai
memahami bahwa bukan hanya hasil yang terbaik yang saya inginkan. Tapi, lebih
dari itu, saya ingin mendapatkan makna dari setiap yang saya kerjakan. Dan
makna itu bisa dicapai ketika saya membayangkan bahwa apa yang saya kerjakan
seolah-olah sebagai aktivitas terakhir dalam hidup saya, seolah-olah hari ini
adalah hari terakhir dalam hidup saya. My
last day. Seperti yang saya kerjakan sekarang. Seolah-olah hari ini adalah
hari terakhir saya dapat menulis sepenggal kisah ini. Dan juga disetiap saya
berada di tengah-tengah saudara saya seolah-olah hari itu adalah hari terakhir
saya dapat bergabung dengan saudara-saudara saya sebagai Relawan Rumah Zakat.
Perasaan senang dan bersyukur pun tidak pernah saya lupakan. Saya merasa senang
ketika apa yang saya kerjakan bisa membuat orang lain, khususnya
saudara-saudara saya yang saya sayangi bisa senang. Dan setiap kesalahan yang
terjadi dalam proses kehidupan, saya anggap bukan sebagai sebuah petaka,
melainkan sebuah pembelajaran.
Nah, saya sudah
ngebahas tentang berbagi, rutinitas yang sama setiap hari, mimpi, dan
menganggap hari ini adalah my last day
sehingga saya bisa memaknai hari yang saya jalani. Penggalan cerita di atas
merupakan suatu proses menjadi seorang yang dapat lebih bermanfaat. Beda halnya
dengan yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di luar sana. Sungguh ironis
kalau melihat situasi dan keadaan yang mereka lakukan. Kasus narkoba, aksi
tawuran, kekerasan dimana-mana, free sex, dan masih banyak lagi contoh yang
lainnya. Sungguh semakin miris kalau kita mengetahui fakta-faktanya. Semua hal
yang mereka lakukan hanya gara-gara ingin mendapatkan label “berbeda dari yang
lain”. Sebenarnya jika ingin menjadi seseorang yang “berbeda dari yang lain”,
kita tidak mesti melakukan hal-hal yang ekstrim seperti di atas.
Contoh anak muda yang
berani tampil beda adalah saudara-saudara saya, para Relawan Rumah Zakat. Bukan
hanya Relawan yang ada di Medan, akan tetapi yang ada di seluruh Indonesia.
Bagi saya, mereka berani unjuk diri untuk tampil berbeda dibandingkan
kebanyakan anak muda yang lainnya dan membawa inspirasi bagi banyak ummat di
Indonesia.
Seperti halnya
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para relawan Medan. Dari program Masjidku
Bersih dan Hijau, Jum’at Berbagi, pembagian kornet, pembagian daging kurban,
menolong bencana yang dialami oleh saudara kita, dan masih banyak lagi kegiatan
para relawan Medan yang dilakukan.
Hmmm, Masjidku Bersih
dan Hijau merupakan salah satu program yang dijalani setiap 1 bulan sekali. Dan
dilakukan di masjid-masjid yang kurang dilirik oleh warga. Kenapa harus?? Agar
memancing warga untuk peduli terhadap kebersihan dan keindahan masjid di
sekitar rumah kita. Sangat miris jika ada suatu masjid yang sama sekali tidak
terawat. Bagaimana kita bisa nyaman untuk beribadah di tempat kotor dan tidak
terawat. Dalam menjalani program Masjidku Bersih dan Hijau, banyak pengalaman
yang dialami oleh para relawan. Dulu, ada Masjid yang hampir beralih tangan
gara-gara tidak ada yang merawatnya, tidak ada yang menjadi nazir masjid di
masjid tersebut. Dan ketika para relawan kembali untuk menjalankan aksinya,
Alhamdulillah masjid tersebut sekarang tidak jadi diambil alih. Karena sudah
ada nazir masjid tersebut yaitu tukang es yang sering berjualan di depan masjid
tersebut. Dan ada kisah lainnya, yaitu masjid yang selama ini telah dikunjungi
dua kali oleh relawan. Masjid ini sebenarnya lumayan besar, malah tidak bisa
jika kita bilang bahwa masjid ini tidak terawat. Karena faktanya masjid ini
bersih dan terdapat pepohonan di sekitarnya, walau hanya beberapa. Tapi yang
anehnya, kenapa ada seseorang yang menganggap bahwa masjid tersebut merupakan
miliknya? Hal ini kami ketahui ketika seorang ibu bertanya terhadap salah satu
relawan. Apa sebenarnya yang terjadi di balik ini semua? Apakah masjid ini
dahulunya merupakan tanah wakaf, tapi prosesnya setengah-setengah? Akhirnya
banyak pertanyaan pun terlintas dipikiran kami. Apapun yang terjadi, semoga
masjid ini tidak beralih tangan ataupun dihancurkan.
Kalau ngebahas tentang
berbagi, berbagi, dan berbagi. Tidak hanya contoh program Masjidku Bersih dan
Hijau saja yang dapat dilakukan, selain berbagi tenaga kita juga bisa berbagi
waktu. Banyak hal yang dapat dibagi oleh para relawan untuk kebahagiaan ummat.
Contohnya “jum’at berbagi” yang terprogram setiap hari jum’at yang digerakkan
oleh relawan kita, kak Dhika dan kawan-kawan relawan yang lain. Syukur
Alhamdulillah program ini berjalan lancar. Berkat kedermawanan para donatur dan
kesediaan menyisihkan waktu para relawan pun gesit melaksanakan program ini.
Terima kasih buat semuanya, berkat kerja saudara-saudara semua, maka terukirlah
kebahagiaan yang mengademkan hati ummat manusia. Maaf, saya memang belum
termasuk disalah satunya. Baik sebagai donatur ataupun sebagai relawan yang
ikut dalam menjalankan program “jum’at berbagi”. Tapi, suatu saat nanti,
InsyaAllah saya bisa seperti kalian wahai saudaraku…
Luar biasa bukan yang
telah dilakukan oleh para relawan kita. Saya yakin di luar sana juga banyak
sekali anak muda yang melakukan hal yang sama dan menjadi beda dengan anak muda
lainnya. Saya juga yakin bahwa nantinya kelak kita akan memiliki perjalanan
karier yang lebih gemilang dibandingkan yang lainnya. Karena perbedaan tersebut
membawa kita pada suatu kualitas hidup yang baru, yang tidak dimiliki oleh anak
muda yang lainnya.